Skip to main content

Resep Steak Tempe Ayam

Tempe. Makanan khas Indonesia yang cuma digoreng pake bumbu garem aja rasanya udah enak. Apalagi dibuat mendoan, penyet sambel, sambel tumpang, diterik, digule, dst. Tapi seenak apapun tempe menurut mama, bagi Kirana tempe itu gak enak. Bahkan kripik tempe yang gurih renyah pun Kira gak mau. Kalo ditanya kenapa gak suka tempe kak? Katanya bauk. Agak geli juga sebenernya sama jawaban Kira, soalnya kalo udah diolah kan baunya tempe malah lebih sedep. Satu - satunya variasi resep tempe yang masuk di lidah Kirana cuma kering tempe, karena cita rasanya yang manis itu. Tapi terus terang mama enggan sering - sering bikin kering tempe, karena banyak menyerap minyap, masaknya lama, dan ngabisinnya cepet banget, hakakak.

Kebetulan tadi pagi ngubek - ngubek kulkas dan nemuin 2 batang tempe dan sebungkus ayam giling yang udah ngawe - awe minta dimasak. Jadi tanpa semedi dan nyari wangsit langsung deh eksperimen bikin adonan sambil diukur - ukur dan ditimbang - timbang supaya kalo nanti rasanya gak pas bisa eksperimen lagi. Sebagian adoanan mama cetak di loyang dan dikukus, pingin nyoba nyetok di freezer, kalo oke bisa bikin lagi nih kapan - kapan. Sebagian lgi setelah dibentuk ada yang mama goreng ada juga yang dipanggang dengan sedikit margarin di teflon. Ternyata rasanya sama aja, wakakakk. Hasilnya lebih bagus yang digoreng soalnya bentuknya kuning cantik merata. Padahal niat hati bikin steak tempe tapi kata ayah Tedy lebih pantes disebut perkedel T__T. Ya gak apa - apalah apapun nama dan gimanapun bentuknya yang penting rasanya enak dan anaknya juga doyan yah. Dan setelah dicobain ke Kirana ternyata dia mauu, akupun terharuu. Soal rasa emang cocok buat balita soalnya rasanya light dan gak terlalu tajem. Kalo buat orang dewasa mungkin bisa ditambah bumbu - bumbu yang lebih kompleks seperti lengkuas, jinten, kencur, atau tambah cabe juga bisa supaya lebih maknyus. Seperti biasa karena ada balita di rumah jadi bapak ibunya ngalah dan menunya nunut menu si kecil biar gak rempong bolak balik masak. Untuk sausnya karena pakai tomat asli jadi masih ada rasa - rasa asam tomat, dan memang sering bikin saus ini buat Kirana jadi soal rasa udah cocok di lidahnya. Kalo ayah Kira sausnya pake bumbu pecel, jadi lebih nendang katanya.

Dibawah ini resepnya, silahkan diintip bunda :)



Steak Tempe Ayam

Bahan adonan steak
400 gr tempe
250 gr ayam giling
45 gr bawang bombay (1/2 siung bawang bombay)
3 siung bawang putih
2 kemiri sangrai
1 sdm ketumbar
1 sdt merica
2 sdt garam
3 sdt gula
1 sdm minyak wijen
1 sdm kecap ikan
2 butir telur
4 sdm oatmeal
2 sdm tepung tapioka
30 gr keju parut

Bahan Saus
air secukupnya
1 sdm mentega
3 siung bawang putih
3 buah tomat
1 sdm kecap inggris
1 sdm saus tiram
2 sdm kecap manis
1 sdm gula aren
1 sdm maizena yang dilarutkan dengan 2 sdm air matang
garam gula merica secukupnya

Cara membuat adonan steak :
1. Kukus tempe selama 15 menit, haluskan
2. Cacah bawang bombay, tumis dengan sedikit margarin hingga wangi.
3. Haluskan bawang putih, kemiri, ketumbar, garam, gula dan merica.
4. Campur tempe halus, bawang bombay tumis, bumbu halus dan bahan - bahan lainnya.
5. Ambil sedikit adonan, bentuk bulat lalu pipihkan. Lakukan hingga adonan habis.
6. Adonan bisa digoreng atau dipanggang

Cara membuat saus :
1. Blender tomat dengan air secukupnya, saring dan tambahkan air hingga 400 ml.
2. Tumis bawang putih hingga wangi, masukkan air tomat, didihkan.
3. Setelah mendidih masukkan garam, gula, merica, kecap manis, saus tiram, kecap inggris dan gula aren
4. Cicipi, jika rasa sudah sesuai selera matikan api.

Steak siap dihidangkan dengan kentang goreng dan sayuran rebus.








Comments

Popular posts from this blog

Jadi Ibu Bahagia, Hadirkan Masakan Penuh Cinta Bersama KRAFT Quick Melt

  Tak terasa ya, sudah hampir 3 bulan ini anak - anak aktif bersekolah lagi, seperti sebelum pandemi. Bagaimana bu? Apakah setiap pagimu selalu berseri - seri dalam menyambut hari. Ataukah bertanduk dan berubah wujud menjadi reog, macan hingga barongsai? Nah, ketika menyimak grup obrolan ibu - ibu. Ternyata banyak juga ya, yang mengalami culture shock di era back to normal school ini. Jangankan yang rumahnya jauh dari sekolah. Yang dekatpun, keluhannya tak jauh beda. Ibu - ibu ini, setiap paginya seperti berkejaran dengan kereta api. Nggak pernah absen mengomel dan menyanyi dengan nada tinggi. Berulang kali meminta anak - anak mereka untuk mandi, makan dan menyiapkan diri. Sambil sesekali melirik jam dinding yang terus berdetak tanpa henti. Aktivitas mengomel dan menyanyi ini biasanya juga dibarengi dengan adegan jungkir balik menyiapkan sarapan, menyiapkan bekal. Atau sambil bersiap - siap kerja, bagi ibu yang bekerja. Baru pagi hari, tapi rasanya sudah ngos - ngosan kehabisan energi.

Insto Dry Eyes, Solusi Seketika Untuk Gejala Mata Kering Saat Mengemudi Mobil

Gejala mata kering bisa datang tiba – tiba dan mengganggu aktivitas kita. Entah itu saat sedang asyik membaca, marathon nonton drama Korea, atau mengemudi di jalan raya. Jangan dibiarkan saja, Untuk gejala mata kering, Insto Dry Eyes solusinya. Setiap kali memperhatikan suami tatkala ia sedang mengemudi, saya selalu berpikir bahwa mengemudi mobil itu hal yang mudah. Hanya menggoyang setir, mengganti gigi, menginjak pedal gas dan pedal rem saja kan? Apa sih sulitnya? Tapi secara praktik, mengemudi mobil itu ternyata tak semudah yang dibayangkan. Karena ada entitas tak berwujud lain yang mesti diperhitungkan. Seperti feeling , respon berpikir, fokus dan konsentrasi.  Mengemudi mobil juga butuh mental yang berani, serta koordinasi yang apik antara mata, tangan dan kaki. Apalagi untuk mengemudi di jalan raya. Lengah sedikit tak hanya dapat membahayakan diri sendiri saja, namun juga bisa mencelakakan pengguna jalan lainnya. Hal yang paling krusial saat mengemudi di

Jalan - jalan ke Cibinong City Mall untuk Akhir Pekan yang Menyenangkan

Saat weekdays , pagi - pagi sekali ayah sudah berangkat bekerja. Kirana menghabiskan setengah harinya di sekolah. Sementara saya, sepanjang hari berjibaku dengan berbagai urusan rumah tangga sambil mengasuh Aruna. Rutinitas seperti ini, otomatis membuat family time yang terbangun pada hari kerja sangat terbatas waktunya. Itu sebabnya, kita semua selalu mendamba weekend, bukan? Weekend atau akhir pekan, bagi saya adalah saatnya family time . Dimana semua anggota keluarga bisa berkumpul lengkap dan menghabiskan waktu bersama. Salah satunya dengan pergi jalan - jalan. Dengan segala kepenatan yang begitu terasa saat hari kerja, tentunya semua ingin jalan - jalan saat akhir pekan. Apalagi saya, ibu rumah tangga yang sehari - harinya hanya di rumah saja. Masa iya akhir pekannya nggak kemana - mana? Tentunya sayalah yang paling semangat mengajak orang rumah untuk jalan - jalan. Jalan - jalan keluarga kami itu nggak neko - neko kok. Yang penting membuat